Cari
Kategori
- Non Fiksi (53)
- Novel (52)
- Kumpulan Cerita (27)
- kumpulan puisi (19)
- Pendidikan (18)
- motivasi (14)
- islami (5)
- kumpulan esai (4)
- Pendidikan Bahasa Inggris (2)
- komik (2)
- travel (2)
- Biografi (1)
- Bisnis (1)
- Filsafat (1)
- Kesehatan (1)
- Kumpulan Kisah Islami (1)
- kumpulan artikel (1)
Customer Service
Gegap Gempita Perjalanan Sejarah dan Upaya Status Kepahlawanan Eyang Hasan Maolani Lengkong (Rp. 100.000,-)
Label:
Non Fiksi
Judul : Gegap Gempita Perjalanan Sejarah dan Upaya Status Kepahlawanan Eyang Hasan Maolani Lengkong
Kode : NF-GGPSdUSKEHML
Kategori: Non fiksi
Kode : NF-GGPSdUSKEHML
Kategori: Non fiksi
Halaman: 264
ISBN : 978=623-7214-79-3
Penulis : Idik Saeful Bahri
Harga : Rp. 100.000,-
Eyang Hasan Maolani adalah salah satu musuh terbesar pemerintah Kolonial Belanda di sekitaran abad ke-19 Masehi. Beliau sezaman dengan Pangeran Diponegoro dan Kiai Mojo. Saking besarnya pengaruh Eyang Hasan Maolani, beliau diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda ke wilayah yang sekarang bernama kampung Jawa Tondano, di Sulawesi Utara. Eyang Hasan Maolani bergabung dengan Kiai Mojo dan rombongan gerilyawan Perang Jawa.
Beberapa tokoh perjuangan yang sama-sama diasingkan ke kampung Jawa Tondano, telah secara resmi diakui oleh negara dengan diberikan gelar pahlawan nasional, sebut saja Kiai Mojo dan Imam Bonjol. Lantas mengapa sang Kiai Lengkong ini belum juga mendapatkan pengakuan yang sama?
Buku ini hadir untuk membahas dan menganalisis sepak terjang dan gagasan pemikiran Eyang Hasan Maolani yang bisa membuat takut pemerintahan kolonial. Serta buku ini membuktikan bahwa Eyang Hasan Maolani benar-benar layak dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Penulis : Idik Saeful Bahri
Harga : Rp. 100.000,-
Eyang Hasan Maolani adalah salah satu musuh terbesar pemerintah Kolonial Belanda di sekitaran abad ke-19 Masehi. Beliau sezaman dengan Pangeran Diponegoro dan Kiai Mojo. Saking besarnya pengaruh Eyang Hasan Maolani, beliau diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda ke wilayah yang sekarang bernama kampung Jawa Tondano, di Sulawesi Utara. Eyang Hasan Maolani bergabung dengan Kiai Mojo dan rombongan gerilyawan Perang Jawa.
Beberapa tokoh perjuangan yang sama-sama diasingkan ke kampung Jawa Tondano, telah secara resmi diakui oleh negara dengan diberikan gelar pahlawan nasional, sebut saja Kiai Mojo dan Imam Bonjol. Lantas mengapa sang Kiai Lengkong ini belum juga mendapatkan pengakuan yang sama?
Buku ini hadir untuk membahas dan menganalisis sepak terjang dan gagasan pemikiran Eyang Hasan Maolani yang bisa membuat takut pemerintahan kolonial. Serta buku ini membuktikan bahwa Eyang Hasan Maolani benar-benar layak dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Cara Order
Isi form di atas lalu klik kirim. Setelah itu kami akan kirim email ke anda. Setelah pembayaran, pesanan segera diproses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar tentang buku ini ^_^